Perlawanan Terus Maju menggempur Imperialisme, Kapitalisme dan Sistem Feodalisme Modern
Perkembangan kapitalisme berawal dari tahun 1500-1750 telah dinikmati oleh negara-negara yang di anggap kuat pada masa itu.
imperialisme dan kapitalisme perang dunia l dan ll telah mengubah tatanan kehidupan sosial di berbagi sektor terutama di sektor ekonomi dan politik di seluruh dunia. Mengempur dan menghapus penjajahan di suatau bangsa sangat tidak mudah, karena di dalam penjajahan ada beberapa lapisan kelompok kepintangan yang terstruktur kemudian mendorong kaum penjajah untuk menguasai wilayah lain, atas kepentingannya, kelompok garis belakang yang punya kekuatan besar dan berpengaruh di dunia. Yakni emprialisme, upaya-upaya emprialisme yang kemudian menciptakan kelompok kepentingan lain, atau yang disebut dengan kapitalisme birokrat.
Dari dua kelompok inilah yang akan melahirkan satu kekuatan besar militerisme, yang menjadi karda atau pagar untuk menghadapi satu kekuatan besar dari gerakan kiri yang menentan atas rezim kepentingan kelompok berkuasa.
Sistem Feodalisme, feodalisme ini karap kali diterapkan oleh pengguasa untuk mempertahankan eksistensi mereka sebagai pemimpin yang lahir tanpa suara rakyat. Sehingga awalnya diangkat dari suara rakyat untuk jadi pemimpin rakyat, justru memegang kendali atas hak-hak rakyat secara keseluruhan dari berbagai aspek dengan full contral. Bahakan sering kali merujuk pada perilaku-perilaku yang mirip dengan perilaku para penguasa yang lalim, seperti ‘kalot’, ‘selalu ingin dihormati’, atau ‘bertahan pada nialai-nilai lama yang sudah banyak ditingalkan’.
Untuk ketiadaan jalan-jalan yang bagus atau ketiadaan cara mudah untuk berkomunikasi dengan kaum atau klas tertindas adalah memuat raja disulitkan dengan cara mengerakakan pasukannya dengan cepat dari atau daerah ke daerah yang lain untuk mempeluas kekuatan pemberotak kaum tertindas, jika dijalankan bagus tersedia, walaupun kekuatan persediaan senjata kurang, namun mempererat pada satu tali basis, maka mampu mempertahankan kekuatan basis massa yang kuat untuk mewujudkan kepentingan-kepentingan kaum tertindas. Terlebih lagi, wilayah-wilayah taklukkan yang belum dilebur menjadi sebuah negara, tidak memiliki rasa kesetiaan dan kasih sayang kepada raja atau penguasa.
Mereka ini menjadi basis utama kita, karena mereka sedikit sekali peduli dengan raja atau penguasa, yang mereka tidak begitu kenal daripada kaum tertindas yang memiliki kekuatan kerja kolektif dengan satu kepentingan yang sama.
Kaum gerakan kiri yang progresif berbasis pada kepetingan kolektif dari berbagai lapisan kelompok sosial. Kemudian kampanye politik dari gerakan kiri berfokus pada kepentingan keloktif yang sama-sama menentan kekuasan atau rezim yang menindas rakyat.
Basis dari kaum kanan adalah kampanye politik di wilayah, basis massa kaum gerakan kiri dengan mengutamakan pembangunan, insfraktruktur, dan hal-hal yang serupa lainnya, dalam menghalangi perlawanan dari gerakan kiri dalam kepentingan kolektif.
Selain itu, ada kelompok lain dari kaum kanan yang bertugas sabagai provokator, biasanya bangun pemahaman doktrinisasi di wilayah basis massa kita, kerja-kerja ini paling sederhana yang dilakukan oleh musuh tapi seperti benalu yang membuat pohon dan tanaman sekitarnya tidak dapat betumbuh dan berkembang secara cepat. Bagaimana kemudian untuk mengatasi hal itu? Untuk menuntas dan mengahapus dari wabah atau penyakit ini adalah membangun pendidikan alternatif, di massa luas secara terus-menerus dan bertahap dengan kolektif, tanpa henti dan menyerah pada kondisi itu.
Kerja-kerja ini yang kemudian mendorong kemenangan utama bagi rakyat dan kemenangan kedua bagi gerakan perlawanan yang progresif. Kemenangan utuh dan untuk menghapus penjajahan secara permanen adalah “sikap” ambil sikap tidak tunduk pada otoritas kekuasaan, atau yang mengahalangi kita, ambil sikap tidak terterlibat dalam kebijakan kelompok-kelompok yang berkepentingan dengan menghancurkan perlawanan rakyat. Dari ketiga kekuatan besar di atas membuat kita lemah dan hancur dalam kurung waktu tidak lama.
Pada sikap perlawanan yang tunduk pada rezim dan berbagai kebijakan musuh, dan untuk keluar dari tekanan ini ada beberapa sikap yang berfokus pada tuntutan utama yaitu kebebasan menuju kemederkaan secara permanen atas cengraman kolonial dari dorongan emprialisme, kapitalisme, dan budaya foedalisme dan fasisme yang memandangi kelompok manusia lain yang tidak bernilai, lemah dan paling rendah.
Untuk menghadapi emprialisme dan feodalisme yang menjadi kekuatan besar di dunia atas kepentingan ekonomi dan politik di wilayah yang berpontesi sumber daya alam yang kaya. Maka, musuh utama kita adalah menghalangi kapitalisme birokrat atau pemerintah yang menjadi mitra dari emprialisme dan feodalisme kekuatan besar atas perjanjian-perjanjian yang mengadaikan sumber daya alam kita kepada emprialisme atas kepentingan bersama yang mengutungan mereka.
Ketika mereka sudah perjanjian maka kapitalisme bagaikan penumpang kapal yang dikendalikan oleh emprialisme yang menjadi nakoda kapal. Maka disini kekuatan musuh utama kita lemah, namun ada kelompok lain yang dimanfaatkan oleh kapitalisme yaitu militerisme. Militerisme biasanya di jadikan sebagai pagar atau garda depan jalan masuknya emprialisme dengan kata lain melayani kapitalisme birokrat.
Tenaga, waktu dan energi militer di kuras dan dimanfaatkan secara penuh oleh dua kelompok besar tadi selain dimanfaatkan ada regulasi khusus untuk mereka menjadi kekuatan besar yang kemudian menghadapi gerakan kiri secara langsung untuk menghalangi perlawanan pada rezim yang merugikan rakyat.
kemungkinan untuk bebas dari berbagai lapisan kekuatan yang menindas, adalah tidak ada jalan cara lain selain perlawanan kita yang terorganisir, teristruktur dan kolektif secara progresif.
Kekuatan musuh paling besar hanya satu yaitu majikan kolonial dan Imperialis yakni “militerisme” dibanding kekuatan gerakan perlawanan rakyat, kekuatan dasar rakyat, sekaligus basis massa greliyawan, dan mahasiswa dengan membentuk sikap dan sama-sama menentan rezim yang berkultur menindas, membunuh dan merampas hak-hak kita sebagai subjek di atas tanah dan negeri kami sendiri.
Kemudian sama-sama membentuk sikap, Pantang mundur dan tidak kenal menyerah dalam membela apa saja yang baik untuk Rakyat, tanah air dan Bangsa, inilah tekad dari Gerakan Perlawanan kita dalam menghadapi segala kesulitan.
Hanya satu kata lawan.. Dan lawan…
Penulis Aminus Murib