Lulusan Skripsi tentang Otsus papua, Serlius Gwijangge, S.H Telah Wisuda

Foto serlius Gwijangge, S.H (24/02/2024)

JEMBER, SUARA CENDRAWASIH.COM- Mahasiswa bernama Serlius Gwijangge, S.H baru saja wisuda di Universitas Jember  pada hari ini tanggal 24/2/2024.

Ia merupakan mahasiswa lulusan terbaik tidak hanya karena prestasi IPK melainkan karena beberapa bulan yang lalu nekat menggangkat judul skripsi “Politik Hukum Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua” jelasnya.

Berbicara Otonomi khusus provinsi papua pada tahun 2021-2023 issu yang hangat di perbincangkan publik bahkan menimbulkan pro kontra antara masyarakat papua dan pemerintah jakarta.

Namun, Pemerintah  tanpa didengar, tanpa konsultasi rakyat papua telah disahkan Otsus jilid kedua dengan dalil bahwa pemerataan pembangunan dan kesejahteraan padahal nyatanya memperlebar penjajahan dan menguasai sumber daya alam di papua.

Kendati disahkan otsus jilid kedua  Seluruh Rakyat papua tetap pada sikap menolak adanya keberlanjutan otonomi khusus jilid kedua tersebut yang dirancang oleh jakarta karena selama otsus berjalan sama sekali tidak memberikan manfaat bagi rakyat papua secara signifikan.

Untuk membuktikan secara ilmiah Relevan tidaknya keberlanjutan otsus di papua mahasiswa kelahiran nduga tersebut gigih menuangkan pikiran, ide dalam skiripsi hingga lulus wisuda tadi siang di Universitas Jember.

Ia menyadari Sesungguhnya sejak kecil tidak mau melanjutkan sekolah tapi karena dorongan mama saya bisa usai studi, ucap serli.

Biasanya ibu mendidik saya terharuh jika ia tidak ke sekolah ibu saya tak memberi makan akhirnya dedikasi sag ibu menjadi kenyataan dan berhasil Kata serli dengan air mata dalam acara syukuran di jember, katanya.

Acara syukuran bakar batu ‘babi‘ Dalam sambutan ketua IPMI mengatakan Orang-orang diluar dari papua menempatkan kami bangsa papua terutama mahasiswa tidak mampuh dan belum bisa menyelesaikan studi namun saudara Serlius Gwijangge, S.H  membuktikan bahwa kami juga “bisa”

apalagi dirinya membahas skripsi tentang otonomi khusus bagi papua, waho itu sangat luar biasa, tuturnya.

Lanjut, Salah satu Pdt menyampaikan kita harus berusaha sifatnya sama seperti daud yang begitu mengalami rintangan dan masalah namun dia tetap percaya kepada Tuhan.

Ia apresiasi serlius pasti mengalami proses yg berliku-liku, rintangan dan masalah namun karena mengandalkan tuhan, tekad dan optimis akhirnya bisa sukses hari ini, Kata pedeta dalam khotbahnya.

Jangan kejar cepat selesainya tetapi memperbanyaklah ilmu kalau penambahan gelar di belakang siapapun bisa. Uang bisa mendatangkan gelar Tetapi yg paling penting ilmu, itulah sebabnya saya mendorong agar kita semua meningkatkan rasa ingin tauh, membaca buku dan turut aktif dalam berorganisasi, Kata ketua IPMI.

Di papua, menggalami krisis kemanusiaan, ini tugas kami kaum tertindas terutama lulusan hukum bagaimana melihat  hukum yang memberikan solusi permanen dan menyelamatkan yang tersisa, Kata MY.

Dalam naskah jurnal  akademik dari wisudawan serlius Geijangge, S.H  yang Diterima redaksi melalui Whatsap. Dia juga menyinggung New Your Agrement 15 Agustus 1962, Roma Agrement 30 September 1962 dan 1 Oktober 1962 Belanda menyerahkan Papua ke UNTEA, Ucap dia.


Menyelesaikan sengketa dalam Undang-Undang Otonomi khusus Papua yang selama ini telah disimpulkan oleh Lembaga Penelitian Pemerintah, yaitu LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). LIPI sudah menjelaskan jauh-jauh hari tentang 4 (empat) akar masalah konflik di Papua.

Pertama, kegagalan pembangunan Papua.
Kedua, Marjinalisasi dan Diskriminasi terhadap orang asli Papua. Ketiga, Kekerasan negara dan pelanggaran HAM di Papua.

Keempat, Sejarah dan status politik wilayah Papua. Dengan penjelasan ini semestinya pemerintah semakin sadar dan menunjukkan kemauannya untuk mengakhiri konflik Papua.

Ia banyak ucapan terima kasih atas semua pihak salah satunya Epinus Alom dkk telah memberikan dukungan material dan moril hingga telah sukses kegiatan syukuran ini, redaksi (neky).

Tinggalkan komentar