artikel: refleksi
Oleh: nekiles yigibalom
pengantar
para pembaca yang mulia dan terhormat, penulis menyandari artikel coretan ini pasti banyak orang tidak akan membaca dan memahaminya, hanya cukup membaca judul karena judulnya agak provokatif bahkkan ada yang menilai kata tersebut kebenaran absolut dan mutlak tidak perluh membelok makna isinya karena sudah vinal dan tepat. penulis siap menerima apapun konsekuensi jika artikel ini tidak relevan, boleh saudara/i berkomentar, tanggapan melalui kolom komentar dibawa, karena tentu menimbulkan reaksi yang berbeda, ada yang tidak yakin, bergengsi, marah, maupun menyingun perasaan anda, dan tulisan perpektif Tetapi penulis ingin mengajak kita untuk mendalami fraksa kata/kalimat secara seksama dan utuh dikorelasikan dengan fenomena realita dewasa ini, lebih khususnya kalangan mahasiswa papua dalam merespon situasi politik Bangsa West Papua.
artikel refleksi ini telah termuat tanggal 2 oktomber 2021 melalui media ini namun diedit sesuai kebutuan dan publikasikan kembali tanggal 24 desember 2021. saya secara pribadi mohon maaf jika kata -kata kurang berkenan, tidak berbobot, Ilmiah bahkkan tidak sempurna. wajar kalau proses belajar, semoga tanggapan, masukan, kritikan parah pembaca menjadikan perbaikan lebih lanjut.
kuliah dan menyikapi kondisi obyektif
pada umumnya generasi setelah lulus SMA ke menjadi Mahasiswa, hingga terjung kedalam dunia kampus tentu menghadapi tangtangan yang berbeda baik datang dari internal dan ekternal. internalnya dihadapkan dengan berbagai peraturan, sistem pembelajaran di kampus, serangkaian kegiatan serbah terjadwal, dan sebagainya,dan seterusnya,
ini ada pertanyaan menarik yang sering kita dapat, pertanyaan ialah apa itu peran sebagai mahasiswa? mahasiswa pada umumnya baik semester pertenggahan atau semester akhir itupun tentu belum paham, tidak mengerti, ada yang paham namun hati nurani dan akal sehatnya dibutakan dengan berbagai peraturan birokrasi, serta sering membaca buku-buku yang di produksi oleh negara agar bagaimana menjadi bundak yang baik, lebih mengarah pada nasionalisme indonesia, sebetulnya buku tersebut sudah vinal, penulis memberikan perumpamaan, buku-buku dan sistem pembelajaran di suatu negara sudah dimasak, bekas orang lain, mengadung lemah, tapi kita tidak tahu proses masaknya, dibuat dari bahan apa? produknya dari mana? kenapa buku itu bisah berlaku di kampus? agar apa?. silahkan membanta atau cari jawabannya sendiri.
kemudian kembali ke topik diatas, banyak mahasiswa cenderung mengatakan tugas dan peran sebagai mahasiswa adalah menimbah ilmu di kampus, fokus kuliah agar dapat nilai yang baik setelah itu pulang ingin menjadi DPRD, Pengusaha, PNS karena orientasi kita hanya menjadi DPRD, Pengusaha,, PNS sesungguhnya tidak relevan bagi mahasiswa produktif dewasa ini.
ada mahasiswa yang berfokus Pada kuliah ke kos aktivitas hanya cuman itu doang dari kampus ke kos atau disebut mahasiswa kupu-kupu, mahasiswa ini secara tidak langsung menjadi pasif dalam keberanian mengambil keputusan, lebih parah lagi setelah lulus terjun ke masyarakat akan kaku bahkan tidak membawa harapan baru untuk melakukan revolusi di kehidupan masyarakat tetapi menjadi aktor perpanjangan penjajahan karena awalnya tidak belajar masalah-masalah kritis, adapula mahasiswa aktif kontrol rodah pemerintahan, berani mengambil risiko dalam masalah obyektif serta aktif mengtrol sosial ini tentu membawa angin segar di masyarakat .
saya mengutip kata, GUARDIAN OF VALUE salah satu pakar mengatakan mahasiswa memiliki peran sebagai penjaga nilai-nilai masyarakat yang kebenarannya mutlak, yakni menjunjung tinggi kejujuran, keadilan, gotong royong, integritas, empati dan sifat yang dibutuhkan dalam kehidupan dalam masyarakat lainnya. Selain itu juga, dituntut pula untuk mampu berpikir secara kritis tentang nilai-nilai yang mereka jaga. Bukan hanya itu saja, tetapi sebagai pembawa, penyampai, dan penyebar nilai-nilai kemanusiaan yang dipelajari.
Perjuangan kemerdekaan Indonesia dari kejajahan India Belanda dan Jepang, Bung Karno dibeasiswa dari pemerintah Belanda seperti Indonesia membiayai mahasiswa Papua selama ini kemudian beliau setelah menimbah ilmu di luar negeri Lalu kembali ke tanah air tidak menjadi bundak Belanda tetapi digunakan segala pengetahuan dan kepintarannya melakukan revolusi menuju kemerdekaan Indonesia. Hal ini menjadi referensi bagi mahasiswa Papua dalam perjuangan kemerdekaan bangsa west papua.
belajarlah bebas, belajar gilah semua sumber, berteriyaklah di alam bebas, buangkan segalah ketakutan yang menimpahnya, sampaikanlah kepada publik serta musuhmu apa yang anda dan keluarga alami,? apa yang anda lihat, dan yakin? karena socrates Sofyan yoman perna mengatakan “kita diam, kita mati, kita teriyak, kita mati, lebih baik kita berteriyak supaya orang_orang bertelingga dua dapat mendegar dan melihat sebelum kita diliang kubur”
menerima kenyataan fenomena kritis dengan lapang dadah dengan hati kemudian keluarlah dari lingkungan lama ke baru, buatlah sebuah gagasan baru yang konseptualisasi teori berdasarkan kenyataan obyektif yaitu memanasnya politik kemerdekaan bangsa west papua selama ini. maka anda membentuk karakter mentalitas yang kuat dan mendapatkan teori baru dan/ atau teori keras.
buanglah teori lembeh yang instan. buanglah teori perubahan sosial yang struktural yang anda selalu terima di organisasi sosial, dan kampus lebih formal, lalu membuat kerangkah berpikir orang papua yang berbasis budaya, dan sejarah disandingkan kondisi realitas di papua
Seperangkat dari kehidupan mahasiswa yang berbeda pemahaman serta doktritanasi bahwa “kuliah dulu pulang membahagiakan orang tua” hal ini kami sebagai intelektual perluh disandingkan realitas obyektif agar Peran dan fungsi manusia memahami secara utuh dan komprehensif sebab penulis memberikan edukasi kepada kita semua agar bangkit Bersama untuk membuka mata dan hati Nurani dalam melihat kondisi obyektif.
Sehingga kita tidak ikut harus tetapi paling tidak merefleksikan setiap aktivitas dan perjuangan kita, apakah perjuangan kita selalu berpikir individualisme yang berorientasi pada kuliah selesai pulang membahagiakan orang tua kemudian setelah diangkat jadi PNS ingin jadi DPR, Dapat gaji untuk memenuhi kebutuhan, bikin perusahaan dimana -mana? Tanpa memperdulikan generasi dan anak cucumu kedepan? Apakah perjuanganmu saat ini berjuang untuk kemasakekalan, apakah berjuang demi selamatkan banyak orang,? apakah berjuang demi kemasadepanan? silahkan merenungkan dan cari jawaban sendiri berdasarkan perjuangan selama ini?
pengalaman itulah diharapkan nantinya untuk menyelamatkan manusia dari ancaman krisis kemanusiaan, serta selamatkan bangsa dari penjajahan hegemoni kolonial Indonesia.
Jadi dua nasehat yang berbeda nasehat pertama tadi lebih menggarah pada interpersonal famili dengan kata lain perjuangan demi membahagiakan orang tua semata, bukan perjuangan untuk banyak orang, sedangkan nasehat yang kedua adalah nasehat kemasadepan banyak orang,perjuangkan hak-hak dan nilai -nilai fundamental Telah lama berlandaskan oleh nenek moyangnya yang kini merusak dan dirampas oleh Pencuri atau Oknum yang tidak bertanggung jawab.
Nasehat dan Dokrtinasi bagian pertama semacam ini, penulis mencermati dari sudut pandang mahasiswa kaum borjuis terhadap dinamika politik papua tidak terlalu pusing, tidak peka dengan penindasan dan penderitan rakyat, borjuis merekalah orang-orang kehilangan identitasnya, tidak mengenal apa arti kemanusiaan serta jati diri, sehingga saat ini sedang memperalatkan oleh negara karena mereka ini tidak punya landasan ideologi yang kuat, semacam kapal diatas laut tanpa awak diombang-ambing dimana akan arahnya Pengalaman penulis sedikit membagikan kepada parah pembaca yang mulia sejak saya kecil belum masuk di bangku SD Orang tua menasehati saya, neky, kamu harus sekolah sampai selesai pulang membawa gelar sarjana untuk membahagikan orang tua, serta pulang mensejahterakan orang tua dari kehidupan dibawa garis kemiskinan menjadi sejahtera memang nasehat ini benar juga perluh kita terima tetapi bagi penulis berusaha meninggalkan nasehat dan Didikan itu, Doktrin semacam ini hampir sama ia dapat
saat masuk di dunia kampus, nasehat tersebut Datang dari kaum Borjuis, kamu harus sekolah baik-baik, karena dibiayai dari pemerintah agar membangun Papua lebih baik, tujuan kamu datang kesini Itu kuliah, utamakan kuliah hal-hal lain itu nanti cukup fokus kuliah saja nasehat ini penulis Memahami secara mendalam sebetulnya itu pembunuhan karakter agar tidak usah mengetahui banyak hal apalagi menghindarkan tugas sebagai mahasiswa yakni control sosial, penulis merenungkan dan meramalkan cita-cita dan kemasadepan serta kemasakekalan Suatu bangsa yang disebut Papua barat, kini ambang kepunahan ras, ekonomi, agama, dan lain-lain. Tidak ada gunanya kalau tidak berbicara untuk bangsanya, kalau saya kuliah selesai tapi untuk apa dan untuk siapa kami masih tinggal Bersama musuh lebih baik kita bergerak berbuat sesuatu untuk melepaskan diri dari kurungan iblis tadi. Agar ada rupah besar ambil dikemudian hari.
Tidak menutup kemungkinan perpanjangan penderitaan dan penindasan rakyat bangsa papua adalah kaum borjuis berwatak colonial yang selalu menarasikan bahwa, “ tujuan datang kesini kuliah, utamakan kuliah pulang membangun papua, bagaimana berusaha anda supaya mendapatkan IPK yang baik, serta bagaimana setelah pulang ke papua untuk menjadi pengusaha yang sukses, doktrin penguasa semacam ini harus dipatahkan, dengan ideologi suci, ideologi nasionalisme west papua yang telah berakar dalam pikiran serta sudah mendarah dangin setiap manusia papua, Jadi membedakan sifat manusia sejak lahir hingga dewasa berimplikasi dalam perjuangan kemerdekaan papua berawal dari kebiasaan kalau istilah Bahasa lanny yaitu: ap dumma artinya orang punya wibawah, dia bicara semua degar, dia selalu mengedepankan kepentingan banyak orang, berusaha menyelamatkan banyak orang ketimbang menyelamatkan diri sendiri dan keluarganya. Selain itu ada istilah baru yang muncul tetapi pengertianya hampir sama yaitu: (Ap ikwarak)” artinya bahwa orang yang terhormat, pemimpin, orang yang kokoh andalkan tidak mudah intervensi oleh siapapun.
Sedangkan ada manusia yang bersifat selalu mengedepankan kepentingan pribadi dengan keluarga tidak peduli dengan orang lain, isolasi diri Ketika ada masalah yang seharusnya butuh uluran tangan atau bantuan darinya, sebab akibat dan potensi masalah tersebut menyebar ke orang itu Tadi,dia pikir tidak terkait dengan perkarah itu sehingga menembok diri dari masalahnya tetapi ujung-ujungnya dia menjadi korban karena sesama Ras, bangsa, atau daerahnya.
Selmt membaca wa wa..wa
jember, 5 juni 2022